Pages

CERITA MENGESANKAN

JANJI SI BANDEL

Waktu itu, aku masih kecil. Umurku masih 4 tahun.Sifat bandel, cengeng, dan pemalu masih tertanam pada diriku ini. Sungguh, pernah mengalami mengalami kejadian yang tak akan aku lupakan seumur hidup.
Saat itu ibu mengajakku ke took buku “RESTU” untuk membeli peralatan sekolah.Karena tahun depan aku akan disekolahkan di Taman Kanak-Kanak Darma Wanita Pucungkidul.
Kami pergi ke sana dengan mengaendarai sepeda. Karena perjalanan sangat jauh, tak lupa ibu membawakan bekal untukku. Yaitu, air minum, permen dan makanan ringan. Bahkan ibu juga membawakanku topi.
Di sepanjang jalan seringkali kami berhenti di tempat teduh untuk minum ataupun minta permen. Cuaca sangat panas. Terik matahari terasa membakar kulit. Tapi itu semua tak memudarkan semangatku dan ibu.
Dan tak terasa kami sudah sampai di tempat tujuan. Aku di bonceng ibu masuk ke dalam toko. Di dalam took aku sangat senang sekali. Melihat banyak buku gambar, buku tulis, krayon, majalah anak-anak dan masih banyak lagi. Ibu juga menawariku apa aku mau dibelikan yang ini atau yang itu.
“Huh…, seneng banget deh,”ujarku dalam hati. Akan tetapi, seringkali ibu menegurku karena aku berjalan-jalan melihat buku terlalu jauh.
Setelah selesai memilih-milih peralatan sekolah yang akan di beli, ibu bilang padaku,”ini semua ibu rasa sudah cukup nak. Ayo ke sana!!!”ujar ibu padaku dengan tersenyum dan sambil melihat ke arah pintu ke luar.
Tanpa berfikip panjang, aku langsung ke luar. Bingung, itulah yang aku rasakan saat itu. Aku coba tengok ke belakang, kulirik ke samping kiri dan kanan. Aku terkejut karena ibuku tak ada .
Wajahku langsung pucat pasi. Mataku memerah dan kuteteskan air mata. Aku menangis sambil teriak-teriak memangil-manggil ibuku. “Ibu…,ibu…,ibu…,”teriakku terus menerus tanpa lelah.
Sampai ada seorang pegawai took yang keluar dan berjalan mendekati aku.
“Adek…, kenapa adek menagis?”Tanya kakak itu padaku.
“Ibuku hilang,”jawabku sambil menangis tersedu-sedu.
“Bukankah adek tadi membeli peralatan sekolah bersama ibu kamu di dalam?”Tanya kakak itu lagi.
Namun aku hanya menganggukkan kepala sambil manangis dan memanggil-manggil ibuku.
“Sudah-sudah, jangan menangis lagi ya!!! Ayo masuk ke dalam, kakak bantu cari ibu kamu. Siapa tahu, ibumu masih ada di dalam dan mencari-cari kamu,”ajaknya padaku.
“Akupun masuk ke dalam toko bersama kakak yang tadi. Kulihat di kasir ibuku sedang membayar. Ajupun langsung berlari kearah ibu dan memeluknya.
“Ke mana saja kamu?? Dari tadi ibu mencari kamu nak?”Tanya ibu padaku.
“Aku juga mencari-cari ibu. Tadi di luar aku menangis dan teriak-teriak memanggil ibu. Aku kira ibu hilang,”jawabku pada ibu sambil menangis tersedu-sedu.
“Iya bu. Itu memang betul. Tadi saya melihat adek kecil ini sedang menangis mencari ibunya. Dan saya membawanya ke mari,”sahut kakak yang menolongku tadi.
“Sukurlah mas . Terimakasih ya, berkat mas saya bias bertemu dengan anak saya,” ucap ibuku.
“Sama-sama bu,”jawabnya tersenyum sipu.
“Makanya, kamu itu jadi anak jangan bandel. Kalau dinasehati ibu yang nurut!!! Ayo kita pulang!!! Ibu sudah selesai,”ajak ibu.
Aku hanya mengangguk. Sungguh aku tak akan melupakan kejadian ini. Dan aku berjaji tidak akan jadi anak yang cengeng dan bandel lagi.

By:ika erni8D_19

3 komentar:

Anonim mengatakan...

cphow lhow c'g bandel.????????
du"k qw khn????????

imajinasi mengatakan...

au lowwwwwww
kuwi

ikafitriani mengatakan...

wakakakakakkakakakkakka

Posting Komentar